Selasa, 09 Juni 2009

Dokter Temukan Luka Sayatan di Tubuh Manohara

Dokter Temukan Luka Sayatan di Tubuh Manohara

Image






Model cantik Manohara Odelia Pinot (17), akhirnya melakukan visum. Dari hasil visum luar, ditemukan banyak luka sayatan di tubuhnya. "Yang kita temukan memang ada bekas luka-luka di tubuhnya. Hasil visum dilihat dari luka adalah luka sayatan," ujar ahli forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Mun'im kepada wartawan

Sementara itu, Hotman Paris, pengacara Manohara mengatakan visum luar dilakukan oleh dr Mun'im sendiri pada pukul 18.00 WIB. Proses visum sendiri dilakukan di sebuah hotel yang enggan disebutkan oleh Hotman.

Lebih lanjut, Mun'im mengatakan, bekas luka sayatan yang terdapat di tubuh Manohara bentuknya tidak searah. Dan sayatan itu, tambah Mun'im, ditemukan di sekujur tubuh Manohara diantaranya bagian dada, punggung dan paha.

"Di punggung masih terlihat luka berbentuk titik, bisa disebabkan suntikan," lanjut Mun'im.

Dari hasil visum tersebut pula, ada riwayat bahwa Manohara pernah diberi obat. Untuk membuktikannya, Mun'im pun mengambil sampel darah dan urine Manohara.

"Kita sudah ambil sampel darah dan urine," urai Mun'im.

Adapun benda yang digunakan untuk menganiaya Manohara, Mun'im tidak menjelaskan. "Yang jelas pakai benda tajam," tutupnya.

Sumber : media-oi.com

Kasus Prita
Pengumuman Servis Gratis RS Omni untuk Jaksa yang Menggemparkan Itu



Jakarta - Pemeriksaan medis gratis dari RS Omni International untuk jaksa di Kejaksaan Negeri Tangerang diduga membuat jaksa kasus Prita Mulyasari mengalami konflik kepentingan. Berikut foto dan isi pengumuman pemeriksaan medis gratis itu.

Sumber : www.detikNews.com

Teknologi Pengolahan Air Sumur Untuk Air Minum

Teknologi Pengolahan Air Sumur Untuk Air Minum

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.


Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan.


Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang masih menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan sasarannya adalah menyebar luaskan paket teknologi pengolahan air sumur siap minum kepada masyarakat yang memerlukan.


Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air sumur atau air tanah sehingga langsung dapat diminum tanpa proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Asrama, Pesantren, Pemukiman padat penduduk, Dll.

BAHAN
Pasar Silika
Kerikil
Mangan Zeolit
Karbon Aktif Butiran (Granular)
Kaporit

PERALATAN
Spesifikasi teknis peralatan (Kapasitas 10000 liter/hari)
A. Pompa Air Baku
B. Pompa dosing
C. Tangki Bahan Kimia
D. Tangki Reaktor
E. Saringan Pasir Cepat (Sand Filter)
F. Filter Mangan Zeolit
G. Filter Karbon Aktif
H. Filter Cartridge
I. Sterilisator Ultra Violet

CARA PEMBUATAN
Untuk mengolah air sumur menjadi air yang siap minum, proses pengolahannya adalah seperti ditunjukkan pada gambar 1. Air dari sumur dipompa dengan menggunakan pompa jet, sambil diinjeksi dengan larutan klorine atau kaporit dialirkan ke tangki reaktor. Dari tangki reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir, air dialirkan ke filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau kaporit.

air_su2_kcl.gif (5499 bytes)
Gambar 1 : Diagram proses pengolahan air sumur siap minum

Senin, 08 Juni 2009

Pelanggan PDAM Bekasi kecewa


Pelanggan PDAM Bekasi kecewa

Mei 2, 2009 - 18:18
Kategori Metro

BEKASI (Pos Kota) - Pelanggan air bersih di kawasan Wisma Asri kecewa. Pasalnya, sudah beberapa pekan air di perumahan tersebut ‘tak karuan’.
“Kalau siang keluarnya kecil. Tapi kalau malam besar tapi butek (tak jernih),” kata Suharto, pelanggan.


Menurutnya, kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Seperti air ngadat, atau kotor, atau juga mengalir tapi kecil .Pelanggan di RT RT 5 RW 28 Blok AA ini menyebut dalam sepekan terakhir kondisi lebih parah.


“Kalau kita telat bayar diuber-uber. Tetapi kalau keluhan begini lambat ditangani,” kata Soedjoko, pelanggan lain.

Menurutnya, meski ada pekerjaan saat pelaksanaan Pemilu misalnya, seharusnya tidak membuat pelayanan terganggu. Air itu sangat dibutuhkan warga, apalagi yang tidak memiliki sumur pompa. “Kalau saya punya pompa mesin, tetapi bagi yang tidak punya pasti lebih parah lagi,” katanya.


Menurutnya, distribusi air bersih ini diperoleh dari pengolahan air bersih di Telukbuyung atau PDAM Patriot. “Sangat mungkin satu komplek kondisinya begini,” katanya.


Pihak PDAM Patriot tidak bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. “Senin saja Pak,” kata seorang petugas yang dihubungi melalui telepon kantor.


Informasi yang dikumpulkan, PDAM di Bekasi terdapat dua pengelola. Satu masih bergabung antar dua daerah, kota dan kabupaten. PDAM Patriot Bekasi sudah penuh dikelola oleh BUMD milik Pemkot Bekasi

Sumber : www. poskota.co.id

Minggu, 07 Juni 2009

Pertamina "Buldoser" Sawah

Pertamina "Buldoser" Sawah

BULDOSER menggerus sawah yang sedang penuh dengan tanaman padi. Para petani penggarap protes akibat tanaman mereka tidak mendapatkan ganti rugi. Sementara Pertamina dan pemerintahan lokal menunjuk pemilik tanah yang semestinya bertanggung jawab.* Deni Bratha

Soal Ganti Rugi Kisruh Karena Penggarap Merasa tidak Menerima

POTENSI migas yang terkandung di bumi Kabupaten Bekasi ternyata membawa mimpi buruk bagi ratusan petani penggarap. Pasalnya, sebagian besar sumber-sumber minyak tersebut berada di areal persawahan produktif mereka. Ratusan petani penggarap terancam akan kehilangan sumber mata pencahariannya akibat lahannya disulap jadi ladang minyak. Jika tidak diantisipasi, dikhawatirkan pembebasan lahan untuk eksplorasi akan menimbulkan gejolak sosial.

Berbarengan dengan survei seismik yang sedang dilakukan di 121 titik potensi migas, PT Pertamina juga tengah melakukan pembebasan lahan untuk membuka sumur pengeboran baru. Salah satunya adalah lahan seluas 8,2 hektare, di Blok Tambun V, yang terletak di antara Desa Buni Bhakti Kecamatan Babelan dan Desa Samudra Jaya Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi. Namun, proses pembuatan kilang baru tersebut terkendala pembebasan lahan.

Persoalan yang muncul karena PT Pertamina hanya melakukan ganti rugi kepada pemilik lahan. Sedangkan di atas lahan tersebut masih ditanami padi oleh petani penggarap. Lima orang petani pengarap melakukan aksi penolakan terhadap penggusuran yang dilakukan oleh PT Pertamina karena dianggap merugikan mereka.

Para petani beralasan, selama ini mereka tidak pernah mendapatkan secarik surat pemberitahuan pun tentang penggusuran, baik oleh pemilik lahan, PT Pertamina maupun aparat desa.

"Tanah dibayar tetapi padi yang baru ditanam belum diganti. Sekarang sudah dibuldoser paksa," kata Markim Mahesa, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Buni Bhakti yang menjadi kuasa para petani penggarap kepada "PR", Jumat (17/04).

Menurut Markim, para petani penggarap mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk biaya sewa lahan saja sebesar Rp. 2.500.000,00 per musim tanam. Belum termasuk bibit padi dan upah kerja yang mencapai Rp 18 juta. Kini mereka harus kehilangan semuanya, termasuk harapan untuk memanen padi ketika menguning kelak. "Anak istri mereka mau makan apa, selama ini sawah menjadi tumpuan hidup," ujar Markim.

Sebagai ketua BPD, Markim sudah berusaha untuk mempertemukan pihak petani penggarap, pemilik lahan dan PT Pertamina untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Namun, pihak Pertamina dan pemilik lahan tidak pernah hadir. Ironisnya, yang terjadi adalah penekanan oleh pihak yang mengatasnamakan perwakilan Pertamina yaitu pada proses mediasi dan penggusuran.

Menurut Markim, saat proses mediasi, warga didatangi orang-orang yang mengaku suruhan dari Pertamina dan menekan warga agar tidak "macam-macam". Tindakan ini terulang saat proses penggusuran, Pertamina mengerahkan pengamanan yang berlebihan dengan menyertakan sekitar 40 orang lebih satpam dan polisi dalam jumlah banyak di lahan yang sedang dibuldoser. "Masa menghadapi petani yang lima orang saja, sampai mengerahkan satpam puluhan orang," kata Markim, dengan nada kesal.

Lebih teliti

Lebih lanjut Markim mengatakan, sikap yang ditunjukkan Pertamina adalah sebuah bentuk arogansi. Seharusnya BUMN itu lebih bijak dan lebih teliti dalam melakukan pembebasan tanah. Menurutnya kejadian pembebasan lahan di Bekasi yang dilakukan Pertamina bukan yang pertama, tetapi sudah sering dilakukan.

Masalahnya lanjut Mustakim adalah Pertamina selalu tidak teliti dalam proses pendalaman kepemilikan dan pembayaran. Menurut dia, kebanyakan pemilik tanah di Bekasi, khususnya di Babelan adalah orang-orang yang berada di luar Bekasi. "Semua pemiliknya adalah warga Jakarta," katanya.

Selain itu, Pertamina tidak memiliki pagu yang jelas atas tanah yang akan dibebaskan. "Ke depan, akan banyak lahan yang dibebaskan, ini bukan sekadar masalah tanaman tapi menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Markim.

Dihubungi terpisah, pihak PT Pertamina justru memberikan keterangan berbeda dari penuturan warga. Asep Sulaiman, Legal Officer Pertamina EP Cirebon Region Java mengaku proses pengukuran telah dilakukan pada Februari dan pembayaran pun sudah dilakukan sesuai perjanjian sebulan setelah pengukuran (Maret-red). Pembayaran itu senilai Rp 79.000,00 per meter untuk tanah dan isi di atasnya, dengan potongan pajak sebanyak Rp 4.000,00.

"Jadi kalau mau minta ganti rugi jangan ke PT Pertamina, tapi ke pemilik lahan," kilah Asep. Ia malah merasa heran dengan tindakan para petani penggarap. Pada saat PT Pertamina melakukan proses pengukuran di bulan Februari, lahan tersebut belum ditanami. Pihaknya juga sudah mengingatkan pemilik lahan agar memberitahukan kepada petani penggarap agar tidak tanam. "Tapi begitu lahannya mau kita pakai, kok ada tanaman padi. Ini ada apa?" kata Asep.

Asep mengatakan bahwa pihak PT Pertamina juga sudah melakukan itikad baik, yakni mempertemukan pemilik lahan dan petani penggarap. Namun, menurut Asep, justru para petani penggarap yang tidak datang dalam pertemuan tersebut.

Sementara pendapat Ibnu, Kepala Desa Samudra Jaya Kecamatan Taruma Jaya mengatakan, tanggung jawab ada di tangan pemilik lahan, bukan di Pertamina. Karena menurut Ibnu bahwa Pertamina sudah membayar kepada pemilik tanah secara penuh, pembayaran tanah dan isinya. Pasalnya pemilik tanah itu bukan orang yang tinggal di Bekasi, tetapi semuanya tinggal di Jakarta.

Dari kasus tanah petani penggarap ini, terkesan adanya saling lempar tanggung jawab antara pihak berwenang. Pertamina mengaku sudah melunasi, sementara pihak pemerintahan yang seharusnya berada di belakang warga, malah melempar persoalan bahwa petani penggarap itu salah sasaran meminta tanggung jawab kepada Pertamina.

Menanggapi hal tersebut, Hilalludin Yusri, Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Bekasi mengatakan, bahwa ke depan PT Pertamina harus bisa lebih jeli dalam melakukan pembebasan lahan agar tidak terjadi masalah serupa. Hilal juga menambahkan, pihak PT. Pertamina dan Pemda seharusnya memikirkan tentang nasib para petani yang tanahnya dijadikan ladang minyak. "Harus dipikirkan solusinya, jangan sampai menjadi masalah sosial baru," ungkap Hilal. (JU-16)***

Sumber dari : http://newspaper.pikiran-rakyat.com





Rabu, 03 Juni 2009

FOTO KEGIATAN WARGA







Foto Kegiatan Warga Griya Asri 2

MINYAK BUMI DI GRIYA ASRI


Area Perumahan Griya Asri 2 dan kegiatan warga


Kekayaan alam Kabupaten Bekasi melimpah ruah. Setelah berhasil mengeksplorasi dua ladang minyak, diduga masih ada 121 titik minyak lainnya. Saat ini PT Pertamina EP (Eksplorasi Produksi) sedang melakukan survei seismik untuk mengetahui kandungan minyak bumi yang ada di daerah Kabupaten Bekasi. Demikian dikatakan oleh M. Harun, Manager Humas PT Pertamina EP “Kita sudah mulai melakukan survei sejak bulan Januari kemarin, targetnya pertengahan tahun ini sudah diketahui hasilnya” terang Harun

Metode survei adalah dengan melakukan pengeboran sedalam 20-30 meter. Kemudian mengetarkannya
kedalaman tanah dengan bahan peledak. Getaran yang merambat pada kerapatan batu dan tanah, ditangkap dengan alat khusus untuk mengukur potensi minyak dilapisan tanah. Potensi setiap titik minyak kemungkinan berbeda-beda. Lokasi survey, kata Harun, paling banyak berada di sekitar ladang eksplorasi yang sudah ada saat ini. “Saya tidak tahu dimana saja lokasi surveynya, salah satunya di sekitar Perumahan Bekasi Griya Asri 2.” ujar Harun.

Dukut, warga Perumahan Bekasi Griya Asri 2 RT 08 RW 07 Sumberjaya, Tambun membenarkan adanya survey tersebut. ”Tiga kali saya mendengar ledakan cukup keras diarea persawahan yang berbatasan dengan pemukiman kami” ujarnya kepada WARDEL. Namun Dukut yang juga sekretaris RT 08/07 menyesalkan tidak adanya sosialisasi tentang rencana survey dari pihak PT Pertamina maupun Kelurahan, padahal surat edaran dari Pemkab Bekasi sudah terbit pada pertengahan tahun 2008 , hal tersebut menimbulkan keresahan pada masyarakat sekitar bahkan beberapa warga sudah mempertanyakan tentang proses ganti rugi. "Ini akibat minimnya informasi yang diterima warga" ujarnya lebih lanjut

Dua ladang minyak di Kabupaten Bekasi yang saat ini sudah dieksplorasi adalah, Blok Tambun dengan jumlah produksi sebesar 12.000-13.000 barel perhari dan Blok Lapangan Tengah masih sedikit yaitu sekitar 1200 barel perhari. Sehingga jumlah keseluruhan jumlah produksi perhari sekitar 14.000 barel perhari. Data survei akan dievaluasi PT. Pertamina EP, jika potensial maka akan dilanjutkan tahap eksplorasi. “Setelah survei selesai, kita akan tahu berapa cadangan yang ada di Kabupaten Bekasi” kata Harun.

Potensi migas Kabupaten Bekasi, terang Harun, masuk 10 besar daerah penghasil migas di Indonesia. Kabupaten Bekasi berada di posisi ke lima, setelah Riau, Kutai Karta Negara, Tuban dan Bojonegoro. “Produksinya sudah mencapai 10.000 barel perhari, jadi termasuk besar” ungkap Harun.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bagian Sumber Daya Alam Kabupaten Bekasi, Kusmawan mengatakan, bahwa PT. Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan pihak Pemda terkait dengan survei yang sedang dilakukan. Menurut Kusmawan, ada 18 Kecamatan yang dijadikan lokasi survei, sedangkan jumlah desanya Kusmawan mengaku tidak ingat betul. “Kalau memang ada potensi minyaknya, mudah-mudahan bisa mendongkrak PAD Kabupaten Bekasi” kata Kusmawan.

Pasalnya sejauh ini, terang Kusmawan, Pemkab Bekasi hanya mendapat dana bagi hasil migas dari PT. Pertamina sebesar Rp. 15 Milyar pada tahun 2007, dan meningkat menjadi Rp.20 Milyar pada tahun 2008. Jumlah ini dinilai masih sangat sedikit dari jumlah minyak yang setiap hari diangkat dari bumi Bekasi. “Dana hasil migasnya masih sangat minim” kata Kusmawan.

Kritik senada diungkapkan oleh Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Bekasi, Hilalludin Yusri. Menurut dia, eksplorasi migas yang selama ini dilakukan oleh PT. Pertamina hanya menimbulkan kerusakan lingkungan. Pasalnya, kata Hilal, lahan radius 5 kilometer dari lokasi pengeboran tidak lagi bisa dimanfaatkan. Para petani kehilangan lahannya. Sedangkan limbah cair pengeboran, menyebabkan pencemaran air dan membuat para petani tambak yang ada dihilir sungai tidak lagi memanfaatkan tambaknya. “Potensi Migas di Kabupaten Bekasi, saat ini masih menjadi fatamorgana bagi masyarakat Kabupaten Bekasi” kata Hilal.
Hilal berharap, PT. Pertamina dan Pemkab Bekasi melakukan perencanaan tata ruang yang matang terkait dengan survey yang sedang dilakukan. Sehingga pada saat ke 121 titik minyak tersebut memang potensial, design tata ruang sudah ada. “Jadi pada tahap eksplorasi nanti, semuanya sudah siap” kata Hilal.
(wdd)

Diposkan oleh BANGUN WIDODO di 05:03

Sumber dari : Wartateladan.blogspot.com

Selamat datang di Blog Griya Asri 2

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog ini.

MEDIA-OI

MEDIA-OI
Panjat Pinang